Sabtu, 31 Januari 2009

SISTEM INFORMASI

A. PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Sistem informasi mulai berkembang sejak tahun 1950-an yang hingga saat ini mengalami peerkembangan yang sangat pesat. Tahap-tahap perkembangan sistem informasi dapat dibagi berdasarkan karakteristik sistem informasi yang menjadi era sepuluh tahunan yaitu sebagai berikut ;

1. Era 1950-an

Evolusi Sistem Informasi dimulai sejak tahun 1951 ditandai dengan pemakaian komputer elektronik, sebelumnya komputer hanya digunakan di Laboratorium untuk keperluan Sains dan Pertahanan.
Sistem Informasi yang mula-mula ada tersebut mempunyai karakteristik antara lain ;
a. Aplikasi yang digunakan yang bersifat klerikal rutin dan pada tingkat oprasional, misalnya penggajian, rekening-rekening dan sebagainya
b. Bahasa komputer yang ada terbatas dan sulit digunakan.
c. Denganpenggunaan komputer tersebut dapat dihitung penghematan biayanya.
d. Istilah yang banyak digunakan pada waktu itu ialah Pemrosesan Data Elektronik (PDE) atau Elektronik Data Processing (EDP) dan Pemrosessan Data Otomatic (PDO) atau Automatic Data Prosessing (ADP) yang juga biasa disebut sebagai Pemrossesan Data ( PD) atau Data Processing (DP) saja.
e. Kualitas komputer yang digunakan bersifat kurang dapat diandalkan (masih sering ada kesalahan), sulit untuk dioprasikan dan berjalan lambat.
f. Arsitektur sistem informasi yang ada baru berupa mesin-mesin akunting elektronik yang terisolasi dengan fungsi terbatas.

2. Era 1960-an

Era 1960-an ditandai dengan mulainya digunakan teknologi piringan (disk) yang mempunyai keuntungan antara lain :
a. Dapat mengambil data dengan lebih cepat.
b. Dapat mengakses data dengan cara yang bermacam-macam.

Selain itu bahasa pemrogaman juga berkembang dengan pesat sehingga lebih mudah dalam pembuatan program-program aplikasi. Demikian juga Sistem Oprasi telah berkembang dengan pesat sehingga memungkinkan komputer bekerja dengan hanya sedikit intervensi manual.

Sitem komputer juga mengalami perkembangan yang pesat antara lain :
a. Arsitektur informasi yang ada ialah berupa komputer besar (mainframe) dengan sistem yang terpusat.
b. Dapat menggunakan terminal yang terletak jauh dari komputer.
c. Keluaran yang ada sudah berupa hasil cetakan dari pencetak (printer), menggantikan keluaran model lama yaitu berupa kartu berlubang ( punch card )

3. Era 1970 –an

Pada era 1970-an perangkat keras dan perangkat lunak berkembang dengan pesat yaitu antara lain ;

a. Penggunaan komputer mikro yang lebih praktis penggunaannya.
b. Penggunaan peralatan-peralatan display yang lebih interaktif.
c. Perangkat lunak yang bersifat “ user friendly ”.

Selain itu perkembangan teknologi basis data juga berkembang dengan pesat sehingga data dapat diatur agar dapat direkam, dimanipulasi dan dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif. Sejalan denganb hal tersebut teknologi perangkat lunak juga berkembang dengan adanya perintisan kearah terbentuknya Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision SupportSystem (DSS) misalnya dengan mulai berkembangnya paket-paket spreadsheet .
Pada era ini juga ditandai dengan perkembangan dalam pemakaian teknologi komputer denga teknologi komunikasi di kantor-kantor yang dapat memperluas peran sistem informasi, misalnya berkembangnya sistem otoatisasi kantor yang meliputi pengolahan kata (word processing), dekstop publishingf, surat elektronik dan prosses-prosses lainnya.

Sistem Informasi selama tahun 1960-1970 mempunyai sifat-sifat anatar lain ;

a. Sistem informasi terutama digunakan untuk memproduksi laporan-laporan periodik-periodik yang dapat digunakan oleh manager dalam pengambilan keputusan.
• Tahun 1960-an terutama untuk kegiatan monitoring dan kontrol.
• Tahun 1970-an terutama untuk kegiatan perencanaan dan simulasi.

b. Sitem informasi hanya merupakan produk samping dari sistem pemrosesan transaksi.

c. Sistem informasi saat-saat awal ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan antara lain:
• Bersifat tidak fleksibel, terbatas oleh penggunaan data yang telah diproses.
• Tidak responsif terhadap kebutuhan informasi oleh individu tertentu.

d. Arsitektur informasi yang ada sudah merupakan arsitektur yang komlek termasuk penggunaan hubungan telekomunikasi untuk mendistribusikan informasi.Komputer mini ukuran sedang yang berlokasi pada departmen-departemen di dalam organisasi dihubungkan dengan komputer besar yang terpusat.

Dengan meluasnya pemakaian sistem informasi manajemen di lingkungan industri, mengakibatkan timbulnya harapan yang besar dari para profesional yang menganggap bahwa mereka dapat menciptakan sistem informasi manajemen yang berupa suatu sistem mega yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan pengambilan keputusan perusahaan dan pemrosesan transaksi.

4. Era 1980 – an

Sistem informasi telah berkembang lebih mengarah pada sistem yang digunakan untuk membuat keputusan-keputusan spesifik, misalkan Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat menurut pesanan dan mulai muncunya Sistem perencanaan Strategis.

5. Era 1990 – an

Pada era 1990 – an sistem informasi digunakan untuk membantu menciptakan dan menyebarkan ilmu pengatahuan dan informasi ke seluruh organisasi melalui Sistem Kerja Penetahuan (SKP) atau Knowledge Work System (KWS), yaitu aplikasi yang dapat memberikan akses yang besar dan luas terhadap data dan jaringan komunikasi.

TAHUN PERKEMBANGAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI
1950-1960 an - bidang keuangan
- bidang pesonalia
- bidang produksi
- bidang pemasaran
1970-1980 an - bidang simulasi
- bidang perencanaan strategis
- bidang perencanaan oprasional
- bidang manajemen sumber daya
- bidang pengembangan Sistem
Pendukung Keputusan

1990 an - bidang Sistem Kerja Pengetahuan (SKP)
- bidang sistem
manajemen data
yang terpusat

B. TERMINOLOGI SISTEM

Sistem merupakan kelompok yang terdiri dari komponen-komponen yang dapat berupa fungsi, orang, aktivitas, kejadian dan sebagainya yang saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang telah ditetapkan.

Suatu sistem merupakan subsistem dari sistem lain yang lebih besar. Sistem bekerja dengan batasan-batasan yang telah ditentukan, yaitu :
a. Seluruh komponen sistem
b. Sumber masukan sistem
c. Hal-hal yang mempengaruhi keluaran dari sistem
d. Faktor – faktor eksternal dari sistem

C. KONSEP SISTEM INFORMASI

Istilah sistem informasi merupakan istilah yang diberikan kepada setiap sistem berdasar komputer yang menyediakan pemrosesan data dan atau informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Gordon B. Davis dan Margrethe H. Olson ( 1985 )

Sistem Informasi Manajemen ialah sistem manusia-mesin yang terintegrasi untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk mendukung fungsi-fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan di dalam organisasi. Sistem tersebut menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer , prosedur-prosedur manual, model-model untuk analisis, perencanaan, kontrol dan pengambilan keputusan serta suatu basis data.

George M. Scott (1986)

Sistem informasi Manajemen adalah subsistem informasi yang komprehensif, terkoodinir dan terintegrasi secara rasional dimana data diubah menjadi informasi dengan bermacam-macam cara untuk meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya, tingkah laku dan karakteristik manajer dengan dasar kriteria-kriteria kualitas yang ada.

Robert G. Murdick ( dengan John C. Munson) ( 1986 )

Sistem yang memonitor dan mengambil data dari lingkungan, mengambil data dari transaksi-transaksi dan operasi-operasi dai dalam perusahaan, menyaring, mengorganisir dan menyeleksi data menampilkan sebvagai informasi manajer dan memberikan alat bagi manjer untuk menghasilkan informasi seperti yang diinginkan disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen.

James O. Hicks, Jr (1987)

Sitem Informasi Manajemen adalah Sistem Informasi Komputer tersusun yang dapat mengintegrasikan dat dari beberapa sumber untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.

Charles S. Parker (1989)

Sistem Informasi Manajemen atau Sistem Informasi adalah sistem apapun yang meebrikan baik data ataupun informasu yang berhubungan dengan operasi organisasi kepada manusia.

Lary Long (1989)

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu struktur terintegrasi dari basis data (database) dan aliran informasi yang mengelilingi seulurh tingkatan dan omponen orgnaisasi dimana aktivitaas pengumpulan, pengiriman, dan penyajian dari infor,masi dioptimalisasi untuk memenuhi kebutuhannya.

David Kroenke (1989)

Sistem Informasi Manajemen ialah pengembangan dan penggunaan sistem informasi efektif di dalam organisasi.

Efraim Turban (1993)

Sistem Informasi Manajemen adalah sistem formal berbasis komputer yang dimaksudkan untuk mencari,meringkas dsn mengintegrasikan data dari berbagai macam sumber agar dapat menyediakaninformasi tepat waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan manajerial.

Kenneth C.Laudon dan Jane P. Laudon (1994)

Sistem Informasi ialah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bertugas untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung dalam pengambilan keputusan, mengontrol, menganalisis dan memvisualisasikan di dalam suatu organisasi..

Dari beberapa definisi yang telah diberikan di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa pendapat atau definisi di atas mempunyai penekanan yang berbeda-beda. Beberapa menyatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan alat penghasil informasi dan beberapa lain menekankan pada alat untuk membatu dalam pengambilan keputusan.

Salah satu definisi yaitu definisi George M. Scott yang dapat menjelaskan sifat-sifat Sistem Informasi Manajemen (SIM) yaitu :

a. SIM merupakan sistem yang komprehensif
b. SIM adalah sistem yang terkoordinasi
c. SIM mempunyai subsitem informasi
d. SIM adalah sistem yang terintegrasi secara rasional
e. SIM mengubah data menjadi informasi dengan berbagai macam cara
f. SIM dapat meningkatkan produktivitas
g. SIM harus sesuai dengan gaya dan karakteristik manajer
h. SIM menggunakan kriteria kualitas yang telah ada.

Kata manajemen di dalam istilah Sistem Informasi Manajemen mencakup keseluruhan yang bersifat komprehensif. Sistem ini meliputi :

a. Sistem Informasi yang dirancang khusus untuk tiap tingkatan organisasi
b. Sistem formal dan informal
c. Sistem manual dan terkomputerisasi
d. Manusia yang berhubungan dengan sistem informasi tersebut, misalkan manjer yang merupakan komponen paling penting dari SIM yang dengan pemikirannya dapat memproses dan menyebarkan informasi serta berinteraksi dengan elemen lain dari SIM.

SIM dikoordinasikan terpusat untuk menjamin bahwa pemrosesan data dan komponen-komponen lain dikembangkan dan dioprasikan dengan cara terencana dan terkoordinasi.

SIM dapat menbingkatkan produktivitas dengan beberapa cara yaitu antara lain :

a. SIM dapat memungkinkan tugas-tugas rutin seperti penyiapan dokumen dapat dilakukan dengan efisien.
b. SIM dapat diberikan jasa informasi tingkat tinggi dengan kualitas yang lebih baik bagi organisasi dan individual
c. SIM dapat memberikan peringatan dini mengenai masalah-masalah internal dan ancaman eksternal
d. SIM dapat memberikan pemberitahuan dini mengenai masalah-masalah internal dan ancaman eksternal
e. SIM dapat mempercepat proses-proses normal organisasi
f. SIM dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi masalah-masalah yang tidak diperkirakan sebelumnya.

SIM dikembangkan dengan mempertimbangkan keunikan gaya manajemen dan pola tingkah laku dari personalia yang akan menggunakan serta kontribusi-kontribusi yang didapatkan dari para menajer.

a. Untuk tingkatan organisasi puncak, SIM dikembangkan sesuai dengan keinginan setiap individu manajer tersebut, setiap dilakukan penggantian manajer maka SIM tingkat ini harus disesuaikan lagi dengan pejabat yang baru tersebut.
b. Untuk tingkatan organisasi madya, SIM dibuat sesuai dengan karakteristik umum dari manajer.
c. Untuk tingkatan organisasi terendah SIM dapat dibuat dengan bentuk yang lebih umum dimana pegawai klerikal dan operasi dapat menggunakan informasi dan berinteraksi dengan sistem informasi.

D. KEMAMPUAN SISTEM INFORMASI

Sistem Informasi Berbasis Komputer ( SIBK ) menggunakan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan tugasnya. SIBK mempunyai kemampuan yang sama dengan sistem komputer yaitu menerima masukan, melakukan pemrosesan, melakukan penyimpanan dan memberikan keluaran.

1. Menerima masukan

Masukan ialah kumpulan data mentah yang di dapatkan dari dalam ataupun luar organisasi untuk diproses di dalam sistem informasi.
Masukan sistem informasi dapat berupa:
a. Data mentah, seringkali merupakan rekaman dari suatu transaksi atau kejadian
b. Suatu permintaan, yaitu permintaan terhadap informasi
c. Tanggapan dari suatu “prompt” misalkan “Y” atau “T”
d. Suatu instruksi, misalkan “simpan” atau “cetak”
e. Pesan untuk pemakai lain di dalam sistem
f. Suatu perubahan, misalkan dalam menyunting dokumen dengan pengolah kata

2. Melakukan pemrosesan

Pemrosesan ialah pengubahan dari masukan menjadi suatu bentuk yang lebih mempunyai arti bagi manusia.

Sistem pemrosesan pada sistem informasi dapat melakukan :
a. Penyusunan ( sorting ), yaitu menyusun data atau rekord dengann aturan tertentu
b. Pengaksesan, penyimpanan dan pembaruan, misalnya memanggil rekord tertentu dari basis data untuk diproses, memasukkan data tersebut kedalam basis data, dan mengubah data yang sudah ada
c. Peringkasan, yaitu mengubah bentuk tampilan informasi menjadi lebih ringkas misalnya dengan membuat total dan subtotal
d. Pemilihan, yaitu memilih rekord rekord dengan kriteria tertentu
e. Pemanipulasian, yaitu melaksanakan operasi aritmatika dan logika

3. menyimpan data dan informasi

Sistem informasi mempunyai kemampuan untuk menyimpan data berupa teks, image (grafik, gambar dan sebagainya) dan informasi digital lainnya (misalkan suara) sedemikian sehingga dapat dengan mudah dipanggil kembali untuk diproses lebih lanjut.

4. Memproduksi dan mendistribusi keluaran

Keluaran ialah hasil dan distribusi dari informasi yang telah diproses kepada orang atau aktivitas yang akan mempergunakannya.
Sistem informasi mempunyai kemampuan untuk memprodusi keluaran berupa informasi dalam berbagai macam format yaitu :
a. ”Hard copy”, contohnya dokumen, laporan dan pesan yang tercetak
b. ”Soft copy”, contohnya tampilan pada layar monitor
c. ”Control”, contohnya instruksi bagi robot industri atau proses-proses otomatis

Selain kemapuan tersebut, kemampuan teknis yang dapat dilakukan oleh sistem informasi antara lain :

1. Pemrosesan transaksi secara ” batch ”
Sistem komputer mempunyai kemampuan untukl melaksanakan pemrosesan secara ” batch ”
2. Pemrosesan transaksi tunggal
Pemrosesan transaksi dengan cara ini digunakan jika peningkatan kecepatan pemrosesan akan memberikan keuntungan yang signifikan.
3. Pemrosesan transaksi ”On-Line, Real Time (OLRT)
Cara ini berarti bahwa file-file rekord transaksi selalu dalam keadaan ” On-Line” yaitu selalu berhubungan dengan komputer secara elektronis.

4. Komunikasi data dan Jaringan Komputer

Dengan cara ini pemasukan data ke dalam sistem komputer dapat dilakukan dari jarak jauh (remote data entry) dimana transaksi tersebut terjadi dan dikirim ke lokasi lain untuk diproses.

5. Pencarian rekord dan analisis

Komputer dapat melakukan analisa rutin dari rekord-rekord data sesuai dengan kebutuhan dan menampilkan baik hasil analisa maupun rekord-rekordnya ke dalam layar monitor

6. Pemeriksaan file ( file inquiry)

Cara yang digunakan antara lain dengan menggunakan bahasa ”query” dengan bahasa. Dengan bahasa ini pemakai dapat meminta komputer untuk menampilkan rekord-rekord yang mempunyai karakteristik tertentu seperti yang diinginkan.

7. Model-model dan alogaritma keputusan

Model-model dan alogaritma keputusan ini dapat berupa model matematika yang sederhana seperti konsep Economic Order Quantity ( EOQ) untuk menghitung kuantitas pemesanan persediaan, atau model-model yang cukup rumitr seperti model-model tranportasi dan model-model optimasi

8. Otomatisasi kantor

Otomatisasi kantor merupakan penggunaan komputer untuk mengotomatisasi aktivitas klerikal kantor.

Otomatisasi kantor meliputi antara lain :

a. Pengolah Kata (Word Processor)

Pengolah kata ini menggunakan komputer untuk memasukan menyimpan, memanipulasi dan mencetak teks dalam bentuk surat, laporan, buku dan sebagainya, selain itu pengolah kata ini sangat berguna dalam menghemat waktu dan biaya dalam melakukan penyuntingan suatu naskah, naskah yang telah diketik dan disimpan di dalam memori komputer akan mudah disunting dan diorganisasi kembali berkali-kali sebanyak yang diperlukan.

b. Dektop Publishing

Desktop Publising memproduksi dokumen profesional berkualitas ”publising” dengan mengkombinasi keluaran dari pemroses kata dengan elemen-elemen perancangan, grafik dan gambar-gambar khusus.

c. Surat Elektronik (Elektronik Mail)

Dengan adanya jaringan komputer memungkinkan untuk mengirim pesan satu dengan yang lainnya yaitu dengan fasilitas yang disebut sebagai surat elektronik, pesan tersebut dapat berupa nota, surat, laporan ataupun manuskrip dari suatu buku dan pemakai dapat membuka serta membaca surat elektronik tersebut dengan menggunakan statsiun kerja yang terdekat dan memanggil pesan tersebut dari penyimpanannya.

d. Pengolahan gambar

Pengolahan gambar merupakan pembuatan, penyimpanan dan distribusi informasi yang berbentuk gambar. Ada dua tingkatan pengolahan gambar berdasarkan kecanggihannya. Yang pertama ialah dengan mengunakan peralatan yang disebut sebagai Faksimil (facsimile) yang telah ada sejak tahun 1960 – an, Tingkatan kedua ialah suatu pengolahan gambar (Image processor) yang menggunakan semacam kamera untuk membaca(scan) suatu gambar atau narasi dan mengubah yang dibaca tersebut menjadi kode digital (digitize).

e. Pengolahan suara

Pengolahan suara terdiri dari voice message switching dan konperensi jarak jauh (teleconferencing), stasiun kerja dari voice messege switching ini mempunyai fungsi yang sama serperti surat elektronik hanya saja dalam bentuk suara, jika pemakai mengirim pesan, maka suaranya akan diubah menjadi kode digital dan disimpan dipiringan magnetik (disk) yang kemudian dapat dipanggil kembali jika diperlukan.

f. Sistem Informasi Kantor ( Office Information System)

Sistem informasi kantor terdiri dari :

• Kalender

Sitem ini dapat membuat kalender pribadi pemakai yang selalu ”on-Line”dan mempunyai database sentral

• Direktori Perusahaan

Direktori Perusahaan terdiri dari data dasar tentang personalia organisasi tersebut seperti nama, jabatan, departemen atau bagian, lokasi dan nomor telepon.

• Sistem-sistem lain seperti nota pribadi, catatan harian dan arsip catatan untuk diingat (tikler file) yang secara otomatis mengingatkan hal-hal yang harus dikerjakan untuk hari tersebut setiap kali pemakai menyalakan komputer di pagi hari.

E. JENIS-JENIS SIM DI DALAM SUATU ORGANISASI

Beberapa tipe sistem informasi yang utama yaitu :

TINGKATAN CONTOH SISTEM INFORMASI CONTOH KEGIATAN
Jaringan Sistem komunikasi informasi global,sistem industri,sistem pelaporan tingkat sektor Sektor-sektor ekonomi, produk-produk yang saling berhubungan jasa yang bersifat global
Antar organisasi Sistem komunikasi, sistem monitoring, sistem observasi Kegiatan antar organisasi seperti penggabungan, persaingan, pertukaran, hubungan-hubungan
Dalam organisasi Sistem finansial terintegrasi, sistem perencanaan terintegrasi, SIM, sistem Pendukung Eksekutif (SPE), sistem komunikasi ” on-Line” yang interaktif Kegiatan-kegiatan yang yang berhubungan dengan produk multi, jasa-jasa dan tujuan-tujuan.
Divisi Sistem untuk mendukung produksi, pemasaran, adminitrasi, personalia, akses ke data finansial dan perencanaan organisasi, SIM, sistem transaksi utama, sistem komunikasi ” on-Line ” yang inter aktif, sistem dengan kebutuhan informasi yang stabil. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan produk atau jasa utama
Departemen Sistem piutang, sistem pergudangan, sistem penggajian, sistem sumber daya manusia, sistem pemasaran,SIM, sistem transaksi utama Kegiatan-kegiatan yang merupakan fungsi – fungsi utama dalam organisasi
Kelompok Sistem penjadwalan produk, akses ke mainframe, akses ke sumber data eksternal, sistem dengan kebutuhan informasi yang dinamis, SPK Kelompok Kegiatan-kegiatan yang merupakan suatu proyek
Individu Aplikasi komputer mikro, database personal klien, sistem pendukung keputusan (SPK) Tugas dan pekerjaan

1. Sitem Pengolahan Transaksi (SPT) atau Transaction Processing System (TPS)

Sistem ini melayani tingkatan oprasional dari organisasi SPT merupakan sistem terkomputerisasi yang menyelenggarakan dan menyimpan transaksi rutin harian yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan, sistem ini mempunyai karakteristik dimanatugas-tuga, sumber daya dan tujuan pada tingkatan oprasional telah didefinisikan terlebih dahulu dan telah terstruktur dengan baik.

Ada 2 hal yang penting dalam penggunaan SPT, yaitu :

a. SPT memberi batas antara organisasi dan lingkungannya.
b. SPT merupakan produsen utama dari informasi untuk sistem-sistem informasi lain.

2. Sistem Kerja Pengatahuan (SKP) atau Knowledge Work System (KWS)

SKP ini bekerja seperti statsiun kerja perancangan teknik atau sains yaitu mempromosikan pengetahuan kreasi baru (penemuan-penemuan baru) dan memastikan bahwa penemuan baru dan keahlian-keahlian tekniki dapat terintegrasi dengan baik.

3. Sistem Otomatis Kantor (SOK) atau Office Automation System (OAS)

SOK adalah aplikasi teknologi informasi yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas pekerja data di kantor dengan membantu aktivitas koordinasi dan komunikasi dari kantor tersebut. SOK juga mengelola dokumen-dokumen dengan menggunakan pengolah kata” desktop publishing” dan menyimpan digital, melakukan penjadwalan dengan mengunakan kalender elektronik dan melakukan komunikasi dengan menggunakan surat elektronik,surat suara (Voice mail) dan konfrensi video atau konfrensi jarak jauh.

4. Sistem Informasi Manajemen (SIM) atau Management informasi System (MIS)

SIM memberikan pelayanan informasi kepada tingkatan manajemen di dalama organsisai. SIM memberikan laporan kepada manajer dan kadangkala mebrikan fasilitas akses on-line kepada mereka terhadap informasi kinerja organisasi saat ini dan atau rekord-rekord masa lalu. SIM terutama malayani fungsi perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan pada tingkatan manajemen. Umumnya SIM meringkas informasi yang didapatkan dari SPT dan mempresentasikan kepada manajemen dalam bentuk ringkasan rutin dan laporan-laporan perkecualian (exception report).

5. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)

SPK juga memberikan pelayanan untuk tingkatan manajemen dan digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan semi terstrutur, juga SPK berbeda dengan SIM, karena SPK mempunyai kemampuan analistis yang lebih canggih sehingga pemakai menggunakan beberapa model yang berbeda untuk menganalisa informasi. Sitem ini mendapatkan informasi dari SPT dan SIM serta seringkali memerlukan dan mengambil informasi dari sumber daya eksternal. SPK juga cenderung lebih interaktif sehingga pemakai mendapat kemudahan mengakses ke data dan model-model analistis melalui instruksi-instruksi komputer yang mudah digunakan ( bersifat ”user friendly”).

6. Sitem Pakar (SP) atau Expert System (ES)

Sistem Pakar merupakan suatu paket dari perangkat keras dan lunak komputer yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan atau pemecahan masalah tertentu serta dapat memberikan saran-saran seperti seorang pakar. Sistem ini bermula dari aplikasi dalam diagnosa medis, eksplorasi minyak dan konfigurasi komputer dan kemudian berkembang ke aplikasi-aplikasi bisnis yang komplek seperti perencanaan korporasi, saran-saran tentang perpajakan, persiapan tender,evalusi kontrol internal dan sebagainya.

7. Sistem Pendukung Eksekuriff (SPE) atau Executve Support System (ESS)

Sistem ini digunakan oleh manager senior untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
• SPE melayani tingkat strategis dari suatu organisasi
• SPE berhubungan dengan pengambilan keputusan yang tidak struktur
• SPE tidak menyediakan aplikasi yang bersifat tetap atau kemampuan khusus
• SPE dirancang untuk memadukan data tentang kejadian-kejadian eksternal dan meringkas informasi dari SIM dan SPK internal
• SPE mempunyai kemampuan analistis yang terbatas tetapi mempunyai perangkat lunak grafis yang sangat canggih dan dapt menghasilkan grafik dan data dari berbagai sumber yang dapat dikirimkan secara cepat ke kantor eksekutif senior.

8. Komputer Syaraf (Neural Computing) atau Jaringan Syaraf Buatan (Artifial Neural Networks)

Komputer syaraf atau jaringan syaraf buatan adalah Pola yang digunakan oleh pembuat keputusan, dimana mereka mengingat kembali pengalaman-pengalaman mereka dan apa-apa yang telah meraka pelajari dari pengalaman tersebut, yaitu berupa hal-hal yang haru sdilakukan jika menemukan situsai yang hampir sama. Teknologi ini menggunakan pendekatan pola-pola yang dapat dikenali, telah digunakan pada beberapa aplikasi bisnis, tetapi masuh membutuhkan pengembangan dan riset banyak penggunaanya secara luas.

Sistem informasi dapat dibuat dengan dasara fungsinya dan dirancang untuk mendukung bagian yang khusus misalnya bagian akunting atau persediaan.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI DALAM ORGANISASI

Hal-hal yang dapat mempengaruhi pengembangan SIM di dalam suatu organisasi ialah antara lain:
a. Tradisi organisasi dan pola evolusi yang ada di dalam organisasi tersebut.
b. Gaya manajemen organisasi juga berpengaruh besar terhadap kecanggihan sistem informasi
c. Bagaimana bentuk manajemen organisasi tersebut juga sangat mempengaruhi sistem infomarsi yang dikembangkan
d. Sifat-sifat dari lini produk juga berpengaruh besar terhadap sistem informasi, misalkan:
• Produk-produk teknologi tinggi dan kompleks
• Produk-produk yanng banyak macamnya tapi mempunyai satu tipe umum
• Produk-produk yang beraneka ragam tapi mempunyai satu tipe umum
• Produk-produk yang mempunyai pasar yang berbeda-beda
• Produk-produk yang mempunyai porses produksi yang berbeda

BAB II
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Sistem infomasi manajemen merupakan sistem yang menghasilkan informasi bagi proses pengambilan keputusan.

A. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah proses pemiliham dan beberapa alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau tujuan-tujuan.

Ada empat dari pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pemikiran ( Inteligence)
2. Perancangan ( Design)
3. Pemilihan ( Choice)
4. Penerapan ( Implementation)


1. Tahap Pemikiran

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhdap lingkungan, baik secara berkesinambungan atau sesekali. Hal ini meliuti beberapa aktivitas yang vertujuan untuk mengidentifikasi adanya permasalahan-permasalahan atau kesempatan-kesempatan.
Aktivitas-aktivitas tersebut adalah:
a. Menemukan Permasalahan
Tahap pemikiran dimulai dengan identifikasi tjuan dan saaran ari organsisasi. Permsalahan timbuk dari adanya ketidakpuasan terhadap keadaan yang sedang berjalan. Ketidakpuasan tersebut terjadi karena adanya perbedaan antara apa yang diinginkan dan apa yang terjadi atau tidak terjadi. Pada tahap ini usaha yang dilakukan ialah mencari apakah ada permasalahan, mencari besarnya permasalahan dan mengidentifikasi permsalahan tersebut.
b. Klasifikasi Permasalahan
Aktivitas ini merupakan konseptualisasi dari masalah dalam usaha untuk mengklasifikasian ke dalam beberapa kategori yang dapat didefinisikan.
c. Penguraian Permasalahan
Banyak permsalahan kompleks yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian permasalahan. Dengan memecahkan bagian permasalahan yang paling mudah dapat menolong dalam emmecahkan permasalahan yang kompleks. Pendekatan ini juga membantu komunikasi antar orang-orang yang terkait dengan proses solusi.
d. Kepentingan Permasalahan
Pada tahap pemikiran penting untuk menentukan pemilik dari permasalahan tersebut.
Tahap pemikiran diakhiri dengan suatu pernyataan permasalahan. Pada waktu itu tahap peracangan dimulai.

2. Tahap Perancangan

Tahap Perancangan meliputi kegiatan menciptakan, mengembangkan dan menganalisa tindakan-tindakan yang mungkin. Pada tahap ini juga dilakuakn pembuatan, pengujian dan validasi model dari situasi permasalahan tersebut.
Pemodelan adalah kombinasi dari seni dan sains. Beberapa topik dari permodelan yang berhubungan dengan model kuantitatif adalah:
a. Komponen Model
Semua model terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu variabel keputusan, variabel yang tidak dapat dikontrol serta parameter-parameter dan variabel-variabel hasil atau keluaran.
b. Stuktur Model Kuantitatif
Model Kuantitatif mempunyai komponen-komponen model yang dihubungkan oleh ekspresi matematis seperti persamaan atau ketidaksamaan.
c. Prinsip-prinsip Pemilihan
Evaluasi dari alternatif-alternatif dan pemilihannya langsung dari tipe kriteria-kriteria yang akan digunakan. Dua prinsip dalam pemilihan ialah normatif dan deskriftif.
Model Normatif
Alternatif yang dipilih ialah yang dapat dibuktikan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang mungkin.
Model Deskriptif
Model deskriptif mendeskripsikan suatu sistem seperti adanya atau akan menjadi apa nantinya.
d. Mencari Alternatif-alternatif
Bagian yang signifikan dari proses pemdoelan ialah menciptakan alternatif-alternatif. Hal ini membutuhkan kreatifitas dan proses mencari yang membutuhkan waktu dan biaya.
e. Memperkirakan Keluaran dari Masing-masing Alternatif
Untuk mengevaluasi dan memperbandingkan alternatif-alternatif yang telah diperkirakan, perlu untuk meramalkan keluaran-keluaran yang akan dihasilkan ooleh setiap alternatif tersebut.
f. Mengukur Hasil ( Tingkat Pencapaian Tujuan)
Nilai suatu alternatif dilihat berdasarkan kemampuannya untuk mencapai tujuan.
g. Skenario
Skenario adalah suatu pernyataan tentang asumsi mengenai lingkungan operasi dari sistem tertentu pada waktu tertentu.

3. Tahap Pemilihan

Tahap pemilihan meliputi penarian tindakan-tindakan yang tepat ( diantara tindakan-tindakan yang telah diidentifikasikan pada tahap perancangan) yang akan dapat memecahkan masalah yang sesungguhnya.
Untuk model normatif dapat digunakan pendekatan analitis atau memperbandingkan satu dengan yang lainnya secara mendalam. Untuk model deskriptif dapat digunakan perbandingan alternatif-alternatif dengan jumlah terbatas yang dilakukan baik dengan pendekatan penarian buta (blindly approach) atau dengan pendekatan heuristik.
Pendekatan Pencartian Formal ( Turban)
a. Teknik-teknik Analistik
Teknik-teknik analitis menggunakan formula matematis yang secara langsung dapat menurunkan solusi optimal atau memprediksi hasil tertentu
b. Algoritma
Teknik-tekniks analitis dapat menggunakan algoritma-algoritma untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pencarian alternatif.
c. Pendekatan Penarian Buta ( Blind Search)
Teknik pencarian buat mengacu pada pendekatan pencarian yang berubah-ubah dan tidak ada panduannya. Ada dua type pencarian buta, yaitu:
- Enumerasi lengkap, yaitu seluruh alternatif dipertimbangkan sampai solusi optimal didapatkan
- Enumerasi tidak lengkap, yaitu penarian parsial, dimana hanya sebagian laternatif saja yang dieprtimbangkan sampai solusi yang cukup baik didapatkan.
-
4. Pendekatan Heuristik

Heuristik ialah aturan-aturan keputisan mengenai bagaimana suatu masalah seharusnya dipecahkan. Heuristik dikembangkan dengan analisis masalah yang padat dan teliti, kadangkala dengan menggunakan metode desain eksperimen.

B. MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Manajemen di dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.

1. Tingkat Manajemen

Menurut tingkatannya manajemen dibedakan menjadi 3 tingkat, yaitu:
- Manajemen Puncak
- Manajemen Madya
- Manajemen Bawah

Manajemen Puncak bertanggung jawab terhadap arah kemajuan perusahaan. Tugas utama terpenting adalah perencanaan strategis yang meliputi penentuan tujuan dan sasaran serta rencana jangka panjang organisasi. Informasi yang dibutuhkan manajemen tingkat ini ialah informasi yang luas mengenai arah kecendrungan perusahaan dan lingkungan eksternal.

Manajemen madya lebih banyak berguvungan denga nperencaan taktis yaitu menentukan bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan pengawasannya.

Manajemen tingkat bawah banyak berhubungan dengan perencanaan operasional yaitu bertangung jawab langsung dalam perencanaan dan pangawasan aktivitas-aktivitas pekerjan sedemikian sehingga target tingkatan yang lebih tinggi dapat tercapai.

2. Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi ialah bahwa tidak ada suatu cara yang standard dan terbaik yang dapat diterapkan untuk setiap manajer dari setiap organisasi, dalam setiap kondisi dan setiap waktu.
Faktor-faktor dan kendala-kendala situasional atau dengan kata lain manajer harus mempunyai:
a. Pengetahuan yang baik mengenai teori manajemen
b. Sikap yang merefleksikan hal tersebut baik secara teori ataupun tergantung faktor-faktor situasional yang sangat berguna untuk kondisi-kondisi tertentu
c. Ketrampilan untuk mengidentifikasi, menganalisi dan mengoreksi situasi yang kompleks.
Lingkungan eksternal dari organisasi terdiri dari:
a. Kebudayaan umum yaitu teknologi, sosiologi, ekonomi, politik dan lain sebagainya
b. Kelom[ok khusus yang berinteraksi dengan organisasi, yaitu pelanggan, pemasok, pesaing, sumber tenaga kerja,serikat buruh, dan pemerintah.

Faktor-faktor Internal organisasi terdiri dari pemilik, pekerja, budaya perusahaan, harta yang terukur, struktur organisasi, tugas-rugas atau pekerjaan, sejarah perusahaan, kebijaksanaan perusahaan, rencana perusahaan, prosedur-proseudr dan sebagainya yang diidentifikasikan sebagai milim atau bagian dari organisasi.

3. Peran Manajemen
Ada banyak teori mengenai peran manajemen dalam organisasi. Henry Fayol menyatakan bahwa manajemen terdiri dari 5 tindakan, yaitu:
a. Perencanaan
b. Penngawasan
c. Pengorganisasian
d. Pelaksanaan
e. Pengkoordinasian

Pada tahun 1970-an Henry Mintzberg menyempurnakan konsep Fayol, yaitu Peran manajer dapat dibagi menjadi peran yang behubungan dengan manusia, informasi, dan keputusan.
A. Dalam hubungannnya dengan manusia:
- Figur Pimpinan : Berhubungan dengan tugas-tugas seremonial dalam jabatannya sebagai manajer
- Pemimpin : Kemampuan untuk mempengaruhi atau memimpin orang-orang dalam usaha membuat keinginan atau tujuan menjadi kenyataan
- Penghubungn : merupakan penghubung antar bermacam-macam tingkatan organisasi dan sebagai penghubung antar orang-orang di dalam satu tingkatan organisasi.

B. Dalam hubunngannya dengan Informasi

- Penerima atau Pusat : sebagai penerima informasi, manajer mengumpulkan informasi untuk kemudian disimpan atau didistribusikan. Alat bantu yang dapat digunakan dalam peran ini ialah Sistem Informasi Manajemen
- Penyebar : sebagai penyebar informasi ke bagian-bagian yang membutuhkan di dalam unit kerja organisasi. Dalam peran ini dapat dibantu dengan Sistem Otomatisasi Kantor.
- Pembicara : sebagai penyampai informasi ke luar dari unit kerja atau organisasi.

C. Dalam hubungan dengan keputusan

- Wirausaha (entrepreuner) ialah orang yang memulai suatu usaha dan mengembangkan menjadi suatu hal yang nyata, dengan asumsi banyak risiko yang harus dihadapi dalam melaksanakannya.
- Tugas menangani gangguan atau masalah berhubungan dengan pengawasan.
- Tugas mengalokasikan sumber daya berhubunngan denngan perencanaan
- Tugas sebagai perunding mengharuskan manajer agar dapat mempertahankan pendapatnya.

4. Perencanaan dan Pengawasan

Aktivitas perencanaan dinyatakan oleh Anthony (1965) sebagai tiga tipe yang berbeda, yaitu perencanaan strategis, perencanaan taktis dan perencanaan operasional.
a. Perencanaan Strategis umumnya meliputi perencanaan jangka panjang dan berada pada tingkatan yang paling tinggi pada sistem perusahaan/organisasi.
b. Perencanaan praktis merupakan perencanaan untuk menentukan bagaimana sasaran-sasaran strategis dapat dicapai.
c. Perencanaan operasional meliputi perencanaan pada tingkat yang paling rinci.

5. Gaya Manajemen

a. Kepemimpinan
Manajemen yang efektif seringkali berarti kepemimpinanyang baik. Pemimpin yang baik menurut Parker (1989) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
• Penemu Kesempatan
• Melakukan hal-hal yang benar
• Mengetahui bagaimana membuat orang lain merasa senang
• Dapat memberi semangat kepada orang lain
• Dapat menerima orang lain seperti adanya, bukan apa yang seharusnya
• Menitikberatkan pada kondisi saat ini bukan saat lampau
• Mempunyai kemampuan untuk mempercayai orang lain dan mengambil resiko dari kepercayaan tersebut.
• Tidak membutuhkan ijin terus menerus dalam melakukan tindakan
• Tidak membutuhkan penghargaan
• Mempunyai visi terhadap masa yang akan datang, yang akan mengarahkan tindakan-tindakannya
• Selalu berpikir untuk mencapai keberhasilan, kegagalan adalah konsep yang tidak pernah ada
• Tidak akan membuang-buang waktu dengan kekhawatiran yang tidak perlu.

b. Teori X dan Teori Y

Teori X dan Teori Y merupakan teori yang dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1946)
i. Teori X (autocratic) adalah teori yang menyatakan bahwa manajer cenderung untuk percaya bahwa manusia pada dasarnya mempunyai sifat tidak menyukai bekerja dan jika mungkin akan mengelakkanya. Oleh karena itu pekerja harus terus diarahkan, dimotivasi dan diawasi dengan keras.
ii. Teori Y merupakan kebalikan dari teori X yaitu bahwa manajer cenderung untuk percaya bahwa manusia menyukai pekerjaan mereka dan mendapatkan kepuasan dari pekerjaan tersebut.

c. Delegasi Kewenangan
Manajer harus tahu apa yang harus dikerjakan dan apa yang dapat didelagasikan ke bawahan. Untuk menentukan hal tersebut tergantung dari beberapa faktor yang berhubungan yaitu antara lain kekuatan dan kelemahan manajer itu sendiri, kekuatan dan kelemahan bawahan, waktu yang tersedia untuk menyelesaikan masalah, pentingnya pekerjaan tersebut dan tingkat resiko yang berhubungan dengan keberhasilan pekerjaan tersebut.

d. Manajemen dengan Penyimpangan ( Management by Exception)
Manajemen dengan penyimpangan merupakan bentuk pengawasan manajemen dimana perhatian manajerial difokuskan pada besarnya penyimpangan dari standar.

e. Manajemen dengan Tujuan ( Management by Objectives)
Manajemen dengan Tujuan seringkalli digunakan untuk mengarahkan dan mengevaluasi kinerja pekerja yang mempunyai kemampuan untuk mengawasi dirinya sendiri (pekerja teori Y)

BAB III
KONSEP INFORMASI


A. DEFINISI INFORMASI
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai ari bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau dapat dirasakan akibatnya pada tindakan atau keputusan saat ini atau yangakan datang.

B. TEORI INFOMASI MATEMATIS
Istilah teori informasi seringkali digunakan untuk menyatakan teori informasi matematis. Teori ini mempunyai aplikasi langsung pada sistem komunikasi elektronik dan mekanikal.
Permasalahan komunikasi informasi pada sistem informasi dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan teknik, misalkan bagaimana kaakuratan informasi yang dikirimkan?
2. Tingkatan semantik (presentasi), misalkan bagaimana ketepatan suatu simbol dapat menyampaikan arti yang dimaksudkan?
3. Tingkatan efektivitas (Kualitas), misalkan bagaimana pantasnya jika suatu pesan digunakan sebagai motivator dari tindakan manusia?
Teori informasu matematis dikembangkan oleh Norbert Weiner, seorang ahli matematika,sebagai hasil dari penelitiannya tentang sibernetika. Menurut Weiner, setiap organisme disatukan oleh kepemilikan alat-alat untuk penguasaan, penggunaan, penyimpanan dan pengiriman dari informasi.

a. Model dari sistem komunikasi
Model umum dari sistem komunikasi dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gunanya sistem ini ialah memproduksi kembali pada tempat tujuannya pesan-pesan yang telah dipilah oleh sumber. Pemancar mengirim data dalam bentuk kode untuk dikirim melalui suatu saluran ke penerima. Pesan yang datang dari sumber ke pemancar biasanya berupa sandi (melalui encoder) sehingga ia dapat dikirimkan kembali melalui saluran komunikasi dan pesan tersebut harus diterjemahkan kembali (melalui decoder) agar dapat dimengerti oleh di penerima. Saluran tersebut tidak selalu dapat mengirimkan sandi pesan tersebut dengan sempurna karena adanya gangguan dan distorsi. Distorsi disebabkan oleh operasi yang diketahui (bahkan disengaja) dan dapat dikoreksi dengan operasi yang berlawanan. Gangguan merupakan interferensi random dan tak terduga.

b. Pengurangan ketidakpastian
Informasi akan mengurangi ketidakpastian si penerima tidak akan mengetahui apa isi pesan tersebut sebelum pesan diterima. Informasi yang sebagian akan mengurangi ketidakpastian tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.

c. Redundancy
Redundancy akan mengurangi efisiensi dari tramisi karena lebih banyak sandi yang dikirimkan daripada yang benar-benar dibutuhkan pesan tersebut. Tetapi kadangkala redundancy diperlukann untuk mengontrol kesalahan. Suatu pesan tidak dapat diterima sesuai dengan yang dikirimkan karena adanya gangguan pada saluran komunikasi. Tranmisi dari data yang redudant memungkinkan penerima untuk memeriksa apakah pesan yang diterima sudah benar atau belum dan dapat mengkonstruksikan kembali pesan aslinya. Misalkan suatu pesan yang sebagian tercampur dengan gangguan sehingga yang dapat diterima oleh penerima adalah (karakter yang tidak dapat ditentukan ditulis dengan *):

H*R KEM**DE*A*N R* 1* AGU*I** 1*45

Redundancy dalam pengkodean dapat dihitung sebagai presentase dari kemampuan pengkodean informasi yang tidak digunakan.

In
R = 1 - ----
Im
Dimana : In = kapasitas informasi yang dibutuhkan
Im = kapasitas informasi dari kode


C. KUALITAS INFORMASI
Kualitas informasi ditentukan oleh bagaimana informasi tersebut dapat memotivasi tindakan manusia dan memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan efektif. Untuk itu kualitas informasi dapat dinyatakan dalam bentuk akurasi, pembuktian, kelengkapan, relevansi dan ketepatan waktunya.
1. Akurasi dan kemampuan untuk dibuktikan
Akurasi dari informasi menyatakan derajat informasi tersebut bebas dari kesalahan.
2. kelengkapan informasi
Informasi yang akurat dan dapat dibuktikan belum tentu menceritakan keseluruhannya secara lengkap. Kualitas informasi yang berhubungan dengan kelengkapan informasi ini yaitu menunjukkan seberapa banyak informasi tersebut memiliki hal-hal yang tidak ada atau hilang.
3. ketepatan waktu
Ketepatan waktu dari informasi menunjukkan sensivitas informasi terhadap waktu.
4. Relevansi informasi
Informasi yang relevan merupakan informasi yang dapat digunakan dengan tepat sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.
5. Pengurangan ketidakpastian
Suatu informasi yang bagus harus dapat mengurangi atau menghilangkan ketidakpastian dari keputusan yang akan diambil.

D. NILAI INFORMASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN
Nilai informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai nilai dari perubahan dari tingkah laku keputusan yang disebabkan oleh informasi dikurangi pengorbanan atau biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

E. UMUR INFORMASI
Ada dua tipe data yang disajikan dalam laporan periodik, yaitu:
1. Data kondisi yaitu data yang menggambarkan kondisi pada suatu waktu tertentu, misalkan akhir periode tanggal 31 Desember. Contohnya ialah kondisi persediaan pada tanggal tanggal 31 Desember 1994 yang disajikan di dalam neraca.
2. Data operasi yaitu data yang menggambarkan perubahan selama suatu periode tertentu. Contohnya ialah persediaan yang digunakan selama sebulan.
Interval informasi (i) ialah interval antar laporan. Untuk laporan bulanan interval informasinya ialah satu bulan. Waktu proses (p) atau processing delay merupakan waktu proses antara akhir dari interval informasi dan terbitnya laporan.
Umur informasi dapat dihitung sebagai berikut:

Informasi Kondisi Informasi Operasi
Umur informasi maksimum i + p 1 ½ i + p
Umur informasi rata-rata ½ i + p i + p
Umur informasi minimum P 1/2i + p

Sumber: Davis, Gordon B. dan Olson, management Information System, Mc. Graw-Hill Book Co., 1985, hal 223

F. MANAJEMEN SUMBER DAYA INFORMASI
Manajemen sumber Daya Informasi ( Information Resource Management atau IRM ) merupakan suatu konsep, ide dan suatu perspektif yang mengusulkan untuk memusatkan perhatian pada informasi yang diproduksi oleh suatu sistem manajemen sumber daya informasi dapat didefinisikan sebagai suatu konsep yang menyatakan bahwa informasi adalah sumber daya yang berharga dan harus dikelola seperti sumber daya yang lain yaitu uang, material dan manusia.
Manajemen Sumber Daya Informasi mempunyai tujuan global dan tujuan fundamental. Tujuan global ialah untuk menambah nilai organisasi atau perusahaan melalui sistem informasi manajemen yang bijaksana. Sedangkan tujuan fundamentalnya ialah untuk mendapatkan informasi yang benar bagi pengambil keputusan pada waktu dan bentuk yang tepat.

G. SISTEM PELAPORAN INFORMASI
Laporan-laporan ini harus dirancang untuk memenuhi beberapa prinsip pelaporan tertentu yaitu antara lain:
1. Laporan-laporan seharusnya dapat menampilkan dengan jelas atau menekankan pada informasi yang penting karena tidak seharusnya seorang pengambil keputusan membuang-buang waktu hanya untuk mencari beberapa informasi penting dari laporan-laporan yang banyak jumlahnya.
2. Laporan-laporan seharusnya dibuat sesederhana mungkin sehingga dapat mengkomunikasikan informasi secara cepat
3. Rincia pendukung yang bersifat lebih umum harus tersedia, tetapi tidak perlu diberikan sebagai laporan utama.
4. Sistem pelaporan manajerial harus selalu dalam keadaan transisi karena lingkungan berubah secara dinamis
5. Ada beberapa laporan yang harus dibuat formatnya sedemikian sehingga dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan.
6. Sistem Informasi harus dibuat agar dapat melaporkan sebab-sebab dari suatu kinerja tertentu.

Pada laporan-laporan manajerial tingkatan operasi dan tingkatan pengawasan, seringkali diperlukan informasi yang rinci. Ada beberapa cara untuk meringkas informasi, yaitu:
1. Agregasi merupakan pengkombinasian sederhana dari informasi yang mempunyai katagori yang sama pada suatu daerah/bagian atau antar daerah/bagian dari suatu sistem atau organisasi.
2. Pemadatan, merupakan bentuk lain dari peringkasan dimana data yang dianggap tidak perlu untuk kepentingan si penerima informasi harus dihilangkan
3. Statistik seringkali diperlukan untuk laporan-laporan bisnis. Data transaksi yang rinci dan banyak jumlahnya dapat diubah menjadi indikator statistik.
4. Deskripsi narasi secara verbal atau tertulis juga merupakan cara untuk meringkas informasi. Laporan verbal merupakan cara yang efisien untuk berkomunikasi, tetapi seringkali terjadi adanya informasu yang kurang tepat dan kurang lengkap jika dilihat dari sudut komunikasi informasi.

Jenis-jenis laporan berdasarkan cara presentasinya:
1. Laporan dalam bentuk deskripsi narasi seringkali digunakan jika infomasi yang harus ditampilkan subyektif dan kualitatif.
2. Pernyataan keuangan merupakan ringkasan dari aktivitas-aktivitas keuangan yang dinyatakan dalam bentuk tabel
3. Laporan dalam bentuk tabel juga digunakan pada laporan-laporan dari dara yang banyak dan membutuhkan gambaran yang jelas mengenai nilai-nilai yang dibandingkan.
4. Gambar merupakan penggambaran dari data yang sangat efektif jika informasi yang dibutuhkan hanya merupakan gambarn umum dari data.
5. Grafik merupakan data yang dikonversikan ke dalam bentuk gambar.

Laporan mempunyai bermacam-macam jenis:
1. Laporan Periodik
Laporan Periodik merupakan laporan yang diberikan pada suatu perioda tertentu yang telah terjadwal. Laporan-laporan tersebut dapat dikeluarkan harian, mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan atau periode tertentu lainnya.

2. Laporan Indikator Kunci
Laporan Indikator kunci adalah variasi dari laporan periodik. Laporan ini memberikan statistik dari aspek-aspek kritis tertentu dari suatu operasi pada interval yang pendek agar dapat dilakukan reaksi atau tindakan yang cepat terhadap adanya masalah-masalah atau kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.

3. Laporan berdasarkan Panggilan (On-Call Report)
Laporan berdasarkan panggilan merupakan laporan yang dapat diminta jika diperlukan. Laporan ini dapat diambil dari bentuk laoran periodik yang ada, hanya saja waktunya tidak sesuai dengan periode laporan.

4. Laporan Khusus
Laporan ini merupakan laporan yang tidak terjadwal dan biasanya dibuat jika organisasi menghadapi suatu permasalahan yang tidak terduga.

5. Laporan Penyimpangan (Exception Reports)
Prinsip laporan penyimpangan ini ialah informasi-informasi yang akan menjadi perhatian pengambil keputusan saja yang akan dilaporkan.

Mengatasi “ Rabun Dekat “ Aset Daerah

DANA MASYARAKAT
Mengatasi “ Rabun Dekat “ Aset Daerah

Keberadaan dan pengelolaan aset milik pemerintah daerah dalam kondisi memprihatinkan. Banyak pejabat dan aparat daerah kurang peduli dan belum mengelola aset secara efektif, efisien, dan profitable. Akibatnya, tidak sedikit aset daerah yang pindah tangan secara tidak wajar atau dikelola pihak lain dengan sewa yang sangat kecil. Kurangnya profesionalitas manajemen asset daerah menimbulkan persoalan serius di kemudian hari.

Oleh : HEMAT DWI NURYANTO

Keberadaan aset daerah pada saat ini melahirkan paradox dalam hal usaha peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Pengelolaan aset daerah ibaratnya seperti penderita rabun dekat. Akibatnya, potensi besar yang sudah ada di depan mata tidak tergarap optimal.
Kepala daerah yang menjadi penanggung jawab utama aset daerah harus membangun sistem informasi aset daerah yang sesuai dengan regulasi. Sistem informasi itu sebaiknya sesuai dengan perkembangan konvergensi teknologi informasi dan komunikasi terkini berbasis internet.
Sudah cukup banyak perangkat aplikasi untuk mengelola aset daerah yang harganya murah dan hasil pengembang dalam negeri yang bersifat open sources. Tidak bisa ditunda-tunda lagi bahwa aset daerah perlu segera diinventarisasi agar tindakan korupsi dapat dicegah. Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan cukup banyak modus sertifikat ganda yang telah menggerogoti aset negara dan menyebabkan ketidakjelasan status tanah yang berpengaruh terhadap pembangunan dan investasi.
Pokok pangkal dari kasus di atas disebabkan banyak instansi pemerintah hingga pemerintah desa sangat teledor dan belum tergerak untuk mendaftarkan dan mengelola asetnya secara benar. Kalaupun ada, itu pun hanya bersifat incidental atau proyek sesaat dan belum sistematis dalam kerangka manajemen asset. Perlu diingat, penyertifikatan tanah merupakan langkah tepat untuk menata aset Negara dan sesungguhnya pendaftaran tanah di seluruh NKRI adalah kewajiban pemerintah.
Namun, karena keteledoran, hingga saat ini diperkirakan 75 persen bidang tanah aset pemerintah belum bersertifikat. Ihwal rendahnya persentase sertifikasi untuk tanah aset daerah juga terjadi di Kota Bandung. Aset tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung yang belum bersertifikat mencapai puluhan ribu tempat. Bahkan, banyak kantor dinas yang hingga saat ini belum memiliki sertifikat tanah yang bisa menimbulkan berbagai modus penyerobotan dan penyalahgunaan.

Lima Tahapan

Pada masa mendatang, manajemen asset terbagi menjadi lima tahapan kerja yang satu sama lainnya saling berkaitan dan terintegrasi. Tahap pertama adalah inventarisasi aset yang terdiri atas dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis atau legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat, dan lain-lain. Adapun aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan, dan lain-lain. Proses kerja yang dilakukan dalam tahapan pertama adalah pendataan, kodifikasi atau labelling, pengelompokkan, pembukuan.
Tahapan kedua adalah legal audit, yaitu satu lingkup kerja manajemen aset yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau pengalihan aset, serta identifikasi dan pencarian solusi atas permasalahan legal. Selain itu, juga strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal terkait dengan penguasaan ataupun pengalihan aset.
Tahapan ketiga adalah penilaian aset, yaitu satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan konsultan independen. Hasil dari nilai aset tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan ataupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual. Tahapan keempat adalah optimalisasi aset, yaitu proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang terkandung dalam aset tersebut.
Dalam tahapan ini, aset-aset yang dikuasai pemda di identifikasi dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Tahapan kelima adalah pengembangan sistem informasi manajemen aset, yaitu sebagai wahana untuk pengawasan dan pengendalian aset. Melalui wahana tersebut, transparansi dalam pengelolaan aset bisa terjamin sehingga setiap penanganan terhadap suatu aset bisa termonitor secara jelas, dari lingkup penanganan hingga siapa yang betanggung jawab menanganinya.

Dibiarkan terlantar

Pakar manajemen aset, Doli D Siregar, menyatakan, filosofi dari manajemen aset adalah optimizing the utilization of assets in terms of service benefit and financial return, yang mengandung pengertian bahwa pengelolaan aset membutuhkan minimalisasi biaya kepemilikan (minimize cost of ownership), memaksimalkan ketersediaan aset (maximize asset utilization).
Selain memahami filosofinya, pengelola aset daerah harus memahami secara benar pengertian mengenai barang milik daerah versi terbaru. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, prinsip dasar pemanfaatan barang daerah adalah tidak membebani APBD dari segi pemeliharaan dan penyerobotan oleh pihak lain dan menciptakan sumber PAD yang signifikan.
Bentuk-bentuk optimalisasi pemanfaatan aset milik daerah tersebut dapat berupa penyewaan aset, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah, dan bangun serah guna. Yang dimaksud dengan optimalisasi pemanfaatan aset adalah usaha yang dapat dilakukan dengan pertimbangan mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah.
Pemanfaatan barang milik daerah yang optimal akan membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, sekaligus mengatrol pendapatan daerah. Sayangnya, optimalisasi aset daerah pada saat ini masih jauh dari kenyataan. Yang terjadi justru banyak aset daerah yang dibiarkan telantar, diserobot, atau disewakan semurah-murahnya kepada pihak lain dengan cara di bawah meja.
Oleh sebab itu, adalah penting mengevaluasi optimalisasi pemanfaatan aset/barang milik daerah dengan cara mengevaluasi secara detail terhadap pemanfaatan aset saat ini (existing use) dengan hal yang sama di luar aset daerah, misalnya besarnya sewa, tingkat produksi, harga barang, dan parameter lainnya. Selain itu, penting juga mengevaluasi perbandingan pendapatan dari aset (return on asset). Dari hasil evaluasi terhadap penerimaan masing-masing aset tersebut dapat diambil tindakan tegas dan langkah strategis ke depan.
Project Model1










Project Model 2



Project Model 4

Jumat, 30 Januari 2009

Tugas/Project Model:

1. Pada hakekatnya hampir semua aktivitas dapat kita gambarkan dalam bentiuk DFD. Untuk itu buatlah sebuah DFD yang menyangkut aktivitas anda sekolah di D4 MA. Tuliskan setiap asumsi yang anda gunakan.

2. Pimpinan anda pada Unit “X” ingin mendapatkan laporan Proyek “Y” setiap akhir bulan. Pandanglah system tersebut sebagai elemen lingkungan. Anda diminta membuat diagram kontek (DFD level 0, dan level n). Data-data dapat anda kembangkan dengan menggunakan asumsi. Harap dituliskan pada catatan tersendiri asumsi yang digunakan.

3. Carilah pada buku-buku sebuah model matematika. Buat rumusnya dan berikan simulasi (contoh penggunaan dengan menggunakan excel).

4. Sebuah pemda merencanakan membangun pasar bekerja sama dengan pihak swasta, sistem BT (Bangun Transfer). Buatlah DFD mulai dari Studi kelayakan sampai pasar tersebut siap dijual kekonsumen. Untuk mempermudah pengerjaan, tulis setiap asumsi yang digunakan.